Ada berbagai teori tentang bagaimana
gambus Melayu dan gambus Hadhramaut tiba di Melayu Nusantara. Satu
hipotesis adalah bahwa kedatangan gambus tersebut bersamaan dengan
kedatangan orang-orang Arab selama Islamisasi Melaka di abad 15. Juga
disebutkan bahwa negara asalnya adalah wilayah Hadhramaut Yaman, sebuah
wilayah yang mengenal benda itu sebagai qanbus. Namun ada yang
mengaitkannya dengan alat musik Turki dan Persia yang dikenal dengan
nama Barbat.
Pertanyaan yang datang ke pikiran lantas
apakah jenis instrumen gambus ini berasal dari Persia atau Jazirah Arab?
Gambus Melayu di nusantara memiliki dua kemungkinan itu, entah
merupakan keturunan langsung dari barbat Persia atau dari Yaman
“qanbus”, yang juga merupakan evolusi dari barbat. Gambus Melayu
memiliki kemiripan yang mencolok dengan barbat dan instrumen jenis
qanbus.
Ada bukti sejarah yang menunjukkan bahwa
salah satu dari rute ini adalah mungkin. Kesamaan antara gambus dan
barbat adalah mereka yang juga menghubungkan gambus dengan qanbus.
Kerangka pembuatan gambus Melayu mirip
dengan cara dengan pembuatan barbat. Ella Zonis dalam bukunya berjudul
Musik Klasik Persia menyimpulkan bahwa barbat dibuat dari sepotong kayu.
Pada awal periode Sassania (224 651 M)
orang Persia memiliki barbat yang kelak disebut orang Arab sebagai ud.
Dari Ud lantas kepada Qanbus, namun cara pembuatannya berbeda dengan
gambus Melayu. Intinya, Gambus mengambil nama Hadramaut, namun mengambil
bentuk dari Barbat Persia.
Gambus dalam Peragaan Zapin
Telah diklaim oleh para praktisi musik
tradisional Melayu yang ansambel Zapin sebuah (Kumpulan) akan dianggap
tidak lengkap tanpa gambus. Ada dua alasan pentingnya gambus dalam
ansambel. Pertama, suara dari gambus dikaitkan dengan Islam dan
Melayuness. Kedua, penggunaan gambus mengidentifikasi mereka dengan
genre spesifik dari musik tradisional Melayu.
Di kebudayaan Melayu, Zapin adalah bentuk
tarian universal. Zapin, atau gabungan musik dan tari juga ditemukan di
Jawa, Kalimantan dan Sulawesi Selatan. Tom Ibur menjelaskan bahwa
terdapat nama yang berbeda dan bentuk-bentuk tari Zapin pada masing
masing provinsi di Indonesia.
Misalnya, di Jambi (Sumatera) Zapin ini
disebut sebagai dana sarah. Di Jawa dan Madura tarian dan musik jenis
ini dikenal sebagai zafin. Dalam lafal bahasa orang Kalimantan, Sulawesi
dan Maluku disebut jepin atau jepen. Dan di kepulauan sebelah tenggara
Indonesia sebagai dani-dana. Di Deli Serdang, kelompok Zapin dikenal
sebagai kelompok penari gambus.
Dr Paranti menegaskan Zapin juga
ditemukan dalam kebudayaan Ambon (Maluku) di Flores, serta di bagian
lain Indonesia, seperti di Jakarta, Pulau Sumbawa, Tidore dan Ternate.
Sejarawan Richard Winstedt mengakui bahwa
Zapin merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab dan sering digunakan
di negara bagian Johor, serta seluruh kebudayaan Melayu. Dan tambahan
lain zapin gambus ini juga digunakan pada genre musik tradisional Melayu
lainnya seperti hamdolok, masri, inang, qasidah dan pula Orkes gambus
yang lebih mendekati dangdut. Di Betawi zapin gambus yang bergeser
sedikit gayanya karena digabung dengan Pencak Silat, dikenal sebagai
musik pukulan.
Di Semenanjung Malaysia, gambus
Hadhramaut hanya digunakan dalam bentuk tradisional dan bukan
kontemporer, sementara di Indonesia gambus digunakan dalam bentukan
permainan Zapin tradisional dan juga kontemporer karena di Indonesia
selalu terdapat inspirasi baru untuk memadukan warna-warna musik yang
telah ada, dikarenakan keragaman budaya yang terdapat pada Indonesia.
Gaya Arabesque sendiri mulai ditinggalkan
di Indonesia, dengan cengkokan suara bergaya sinden, yang menjadikan
gaya gambus Indonesia lebih mengdangdut ria. Namun, di sisi lain, gambus
Melayu memiliki suara lebih lembut. Menggunakan dekorasi penghias yang
bermodekan pada konstruksi Arab.
Ragam Peragaan Zapin Gambus
Zapin Gambus (dengan atau tanpa tarian)
diperagakan pada berbagai kesempatan, dan utamnya untuk acara
penghiburan, ataupun sehubungan dengan ritual Islam yang berkonteks pada
syariah agama. Sebagai contoh, diperagakan selama acara pernikahan,
pada upacara-upacara resmi, potong rambut bayi dan aqiqahan, tunangan,
dan variety show TV di Malaysia. Di kultur melayu Festival Zapin (Pesta
Zapin) masih dilaksanakan, upacara kesultanan, dan pada saat
penyelesaian pelajaran dalam membaca Alquran (atau khataman).
Dikarenakan peran agama lebih historis.
Dalam konteks agama lebih jauh lagi zapin diperagakan pada saat Hari
Raya Idul Fitri, Hari Raya Qurban, Tahun Baru Hijriyah dan juga pada
saat maulidan. Sambil berzikir, atau mengiringi puji-pujian maulid
sejenis pembacaan syair Barzanji dengan iringan pertunjukan zapin. Dapat
dikatakan bahwa Zapin adalah tradisi tari Melayu hanya diperbolehkan
untuk dilakukan di dalam atau di area sekitaran masjid.
Musik gambus Arab dan gambus Melayu
sangat berbeda dalam hal konten lagu. Gambus Arab dilakukan dengan
improvisasi lebih ornamentasi dalam karakteristik dan gaya bahasa Arab
yang lebih kaya pada nada suara. Pada musik gambus Arab, frase melodi
dari lagu utama terfragmentasi begitu banyak oleh improvization yang
digemari dalam pelafalan dan dialek Arab.
Sedangkan pada Zapin Melayu, gambus
biasanya meniru pelafalannya saja, dengan dialek lokal. Walau gambus
dapat ditelusuri ke lagu-lagu rakyat dari Hadhramaut. Walau motif nya
dari praktek Hadhrami namun hasilnya merupakan hasil adaptasi atau hasil
modifikasi oleh orang Melayu berdasarkan kultur pesisiran.
Penyebaran Gambus
Penyebaran populasi muslim Melayu dari
daerah pesisir Sabah, Sarawak, Brunei dan Kalimantan (Borneo)
mengidentifikasikan gambus adalah musik orang Islam, dan menganggap
gambus sebagai instrumen penting dari budaya Islam pesisiran. Informasi
tentang keberadaan pemukiman muslim awal di Kalimantan telah
didokumentasikan dalam catatan Cina.
Praktik-praktik Islam dan pertunjukan
gambus telah menjadi saling terkait dengan beberapa aspek dari musik
Melayu. Makna keagamaan dapat menjelaskan popularitas dan praktik gambus
di wilayah muslim entah itu di Sabah, Sarawak, Brunei, Kalimantan juga
Sulawesi. Oleh karena itu, hingga hari ini gambus masihlah dikaitkan
dengan populasi muslim di seluruh realm kultural Melayu.
Tidak ada yang tahu pasti persis kapan
pastinya gambus tiba di alam Melayu. Sebagaimana sulit dipastikan bahwa
musik lokal yang dimainkan pada budaya Jawa, sejenis kecapi apakah lebih
dahulu kecapi atau lebih dahulu gambus yang ditemukan? Walau bukti
menunjukkan adanya kontribusi dari muslim asal Persia dan Gujarat,
prores transmisi dari gambus untuk Kepulauan Melayu belum substansial
dan konklusif.
Gambus mungkin telah dikembangkan selama
berabad-abad di alam Melayu, mirip dalam artian nama pada qanbus
hadramaut serta lirik dan isinya, namun mirip dalam bentuk dan
modifikasi sebagaimana barbat Persia. Hal ini menjelaskan, bahwa apapun
yang mampir ke nusantara, akan termodifikasi ulang, dan ditampilkan
dalam bentuk yang lebih kreatif lagi, menjauhi hasil awalnya. Orang
Indonesia memang mudah mengaburkan asal mula, namun hal itu malah
menunjukkan kehebatan dalam berkreativitas.
Sejarah Musik Gambus Di Indonesia
Musik gambus di Indonesia dibawa oleh
Syech Albar, Syech (atau Syeikh) Albar yaitu salah satu pemusik irama
Timur Tengah yang cukup populer di Indonesia. Pemusik keturunan
Arab-indonesia ini lahir di Surabaya.
Dari hasil perkimpoiannya dengan Farida Al-Hasni, ia dikaruniai sebagian anak, salah satunya penyanyi rock populer Ahmad Albar.
Di Th. 1920-an serta 1930-an Syech Albar
di kenal juga sebagai pemain gambus yang mumpuni. Pada zaman ‘kuda gigit
kue apem’ itu, lagu-lagu Syech Albar telah masuk dunia rekaman serta
direkam oleh perusahaan piringan hitam populer ‘His Master Voice’.
Menurut Munif yang juga seseorang penggiat gambus serta pernah jadi
penyanyi gambus, menyampaikan cuplikan serta pentilan gambusnya tak
kalah dengan Abdul Wahab, pemain gambus kesohor dari negeri asal Firaun,
Mesir.
Memanglah terkecuali dianya yang memiliki
bakat, jiwa seni Syech bin Abdullah Albar ini dapat mengalir pada
putrinya Sadiah Albar, seniwati yang sekian kali nampak di GKJ Pasar
Baru, Jakarta Pusat th. 1950-an. Sedang cucu dari putri tertuanya, yaitu
suami Fitria Elvie Sukaesih. Istrinya bernama Fadlun Albar, sesudah
ditinggal mati suaminya, menikah dengan produser film Persari,
Djamaluddin Malik, bapak dari Camelia Malik.
Keunggulan Syech Albar dalam bergambus
ria yaitu kekuatan dalam membuat lagu-lagunya sendiri. Bahkan juga Syech
Albar yang berdomisili di Surabaya mengikutsertakan group musik dari
Italia, waktu rekaman di ‘His Master Voice’, yang mengakibatkan namanya
di kenal di negara-negara Arab. Pers Lebanon juga pernah menjulukinya
juga sebagai pemain gambus paling andal di jagad, terkecuali Timur
Tengah. Bahkan juga rekaman lagu-lagunya saat itu beredar banyak di
beragam negara Arab. Ciptaannya seperti lagu-lagu sarah atau zapin yang
bertujuan ke lagu-lagu Hadramaut, lokasi asal mula nyaris semua
keturunan Arab.
Di coba dan bukti kan kehangatan meja mudah menang dan terpercaya !
BalasHapusBersama Agen Bandar Poker & Domino Online Terbesar Zoya99.com
cs 24 jam online pastikan anda selalu login dengan kami hanya di zoya99.com
Info Selanjutnya Bisa Langsung Hubungin CS
Pin BBM D8B82A86
Pin BBM 2BE5BC31
Line : zoya_qq
WA : +85515370075
CeritaSex: http://69zoya.blogspot.com/2017/11/pacarku-lulus-ku-ajak-ke-hotel.html
Emperor Casino - Shootercasino
BalasHapusOrder to play online casino. Emperor Casino offers a choegocasino unique gaming experience with hundreds of slots to choose from. Join now and 제왕카지노 get up to 1xbet korean Rating: 4.8 · 3 votes
Top 10 best slots casinos for 2021 - SOL.EU
BalasHapusBest Slots Casino: Best Real Money Slots sol.edu.kg Sites 2021 · Red Dog 바카라 사이트 Casino: Best Overall Slots https://septcasino.com/review/merit-casino/ Casino poormansguidetocasinogambling.com For USA Players · Ignition Casino: Best Casino For Roulette